Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Identifikasi Beda Teknik Shallow Frying Dengan Deep Frying

Ada beragam jenis teknik memasak yang bisa kita lakukan, mulai dari menggoreng, menumis, sampai memanggang. Bahkan, teknik menggoreng pun ada banyak sekali. Sebut saja shallow frying dan deep frying.


Beda teknik, beda pula hasil kuliner yang dihasilkan. Ada makanan yang lebih baik jika dimasak dengan shallow frying, ada pula yang lebih baik memakai tata cara deep frying. Makara apa sih bergotong-royong perbedaan keduanya?


1. Shallow Frying


Shallow frying secara umum bermakna menggoreng dengan minyak yang lebih sedikit. Makanan yang digoreng tidak “tenggelam” di dalam minyak, tapi ukuran tinggi minyaknya kira-kira hanya sepertiga dari tinggi masakan. Karena itu, biasanya makanan yang digoreng memakai tata cara ini condong cepat matang atau tidak terlalu tebal.


Misalnya saja menggoreng ikan. Agar semua bagiannya matang sempurna, kita bisa membolak-balikkan ikan dengan hati-hati. Biasanya, minyak yang digunakan untuk shallow frying hanya dipakai satu kali saja.


2. Deep Frying


Kentang digoreng menggunakan metode deep frying.
French fries diolah memakai sistem deep frying. (Foto: Shutterstock)

Berkebalikan dengan shallow frying, deep frying memakai banyak minyak saat menggoreng. Sesuai namanya, kuliner yang digoreng tenggelam lebih dalam pada minyak. Tujuannya, biar tekstur makanan yang digoreng matang secara merata. Makanan yang digoreng memakai tata cara ini umumnya berbalut tepung sehingga butuh minyak yang lumayan banyak untuk menciptakan tekstur yang crispy di luar namun tetap moist di dalam. Contohnya saja ayam tepung atau French fries.


Nah, selain kedua jenis teknik menggoreng itu, kita juga sering mendengar perumpamaan lain mirip pan friying dan sautéing. Keduanya sangat seperti, namun apa bedanya?


3. Pan Frying


Sesuai namanya, metode menggoreng ini memakai pan atau wajan. Pan frying menggunakan sedikit sekali minyak, tetapi biasanya ukuran makanannya cukup besar. Contohnya saja menciptakan patty burger. Untuk hasil yang optimal, tentukan minyak telah meraih suhu yang pas sebelum makanan dimasukkan. Suhu yang kurang sempurna, baik terlalu kecil atau terlalu besar akan menciptakan tekstur makanan yang kurang tepat.


4. Sautéing


sayuran ditumis di atas pan
Menumis sayuran juga memerlukan teknik yang sempurna. (Foto: Shutterstock)

Sautéing juga diketahui dengan teknik menumis. Mirip dengan pan frying, sautéing juga menggunakan sedikit minyak untuk menumis. Namun, lazimnya materi yang diolah dengan metode ini berukuran lebih kecil. Contohnya saja sayuran yang telah dipotong-potong. Teknik mengolah makanan ini juga memakai minyak yang panas, untuk menghasilkan hasil tumis yang matang tepat. Sama mirip pan frying, lazimnya sautéing juga menggunakan wajan datar.


5. Stir-Frying


Satu lagi teknik menggoreng yang mirip dengan sautéing, yakni stir-frying. Metode ini sama-sama memerlukan minyak yang panas dan juga diartikan sebagai menumis. Namun, stir-frying memerlukan lebih banyak minyak dibandingkan dengan sautéing. Biasanya, teknik ini digunakan untuk kuliner Chinese mirip capcay atau tumisan seafood yang lain. Kita memerlukan wok atau penggorengan yang cekung serta spatula untuk mengoseng makanannya.


Berbeda teknik, beda pula masakan yang dihasilkan. Pastikan kamu menggunakan teknik menggoreng yang tepat semoga tekstur dan rasanya maksimal. Selamat mengolah makanan!