Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuk, Ketahui Bedanya Beras Pandan Wangi Dan Jenis Yang Lain!

Karena nasi yaitu karbohidrat yang senantiasa kita konsumsi setiap harinya, bisa jadi kita tidak terlalu memperhatikan lagi asal usulnya. Perhatian kita kadang lebih tertuju pada lauk pauk atau sayur apa yang hendak dimasak hari itu. Sementara mengenai nasi, selama tersedia maka sudah cukup adanya. Perkara bahwa nantinya ada kesan bahwa nasi itu pulen atau pera, mampu jadi pertanyaan soal proses menanaknya saja. Padahal seluruhnya berasal dari hulunya, alias jenis beras yang kita pilih untuk di rumah. Tak cuma beras pandan anyir, ternyata masih banyak lho jenis lainnya!


Setidaknya di Indonesia yang paling populer yakni tiga jenis ini – beras pandan anyir, setra ramos, dan rojolele. Padahal masih ada jenis-jenis lainnya yang juga kita perlu pahami. Lalu, apakah perbedaan di antara semua itu? Nah, semuanya akan aku kupas hari ini secara umum, ya!


1. Beras Pandan Wangi


Dinamakan demikian alasannya adalah ada bau pandan yang menyertainya. Berasal dari tempat Cianjur, Jawa Barat, beras Pandan Wangi digadang-gadang sebagai yang terbaik di Indonesia semenjak tahun 1970an. Rasanya yang yummy dan teksturnya yang pulen sempat jadi konsumsi para menteri di permulaan-awal pemunculannya. Inilah mengapa dia dahulunya disebut juga sebagai “beras menteri”. Secara tampilannya, biji beras Pandan Wangi berbentuk gemuk, pendek, dan tahan rontok. Karena rasanya yang superior, maka tak aneh kalau varietas ini punya harga jual yang lebih tinggi.


2. Beras Setra Ramos (IR 64)


Beras long grain Setra Ramos.
Tampilan beras long grain. (Foto: Shutterstock)

Meskipun beras Pandan Wangi beken, sejatinya masyarakat Indonesia kebanyakan justru mengonsumsi yang ini. Beras Setra Ramos dianggap punya harga yang terjangkau dibandingkan Pandan Wangi. Dijuluki juga IR 64 alasannya adalah ialah beras dari padi hasil persilangan, dan kode ini disematkan untuk lembaga penelitinya ialah IRRI di Filipina. Varietas yang satu ini juga menjadi pilihan rakyat Indonesia karena tahan hama, rasanya lezat, pulen, dan produktivitasnya tinggi. Meski demikian, beras Setra Ramos cenderung akan menjadi pera kalau tidak dimakan setelah sekian bulan.


3. Beras Rojolele


Kultivar padi unggulan ini berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada semenjak permulaan tahun 2000an. Beras ini juga digunakan selaku acara persilangan di IRRI. Beras Rojolele punya bentukan bulat yang mengingatkan juga pada beras Pandan Wangi, rasanya yummy dan juga busuk. Namun demikian, proses panennya yang tidak gampang dan kala simpan yang tidak lama membuatnya beras yang dibanderol cukup mahal.


4. Beras IR 42


Meski dilabeli dengan nama beras pera, namun varietas IR 42 punya banyak kegunaan di dunia masakan Indonesia. Misalnya saja untuk membuat nasi goreng, lontong, hingga ketupat. Meskipun lebih keras dan kering, bukan bermakna beras IR 42 tak memiliki penggemarnya. Bahkan banyak yang mencarinya di era-kala hari raya.


5. Beras Menthik


Beras pandan wangi short grain.
Tampilan beras short grain. (Foto: Shutterstock)

Akhirnya Indonesia memiliki juga jenis beras organik dan terdiri dari dua jenis. Ada menthik susu dan juga menthik wangi. Beras yang dibuat di Jawa Timur ini konon digadang-gadang selaku beras Jepangnya Indonesia. Ini dikarenakan tipenya yang short grain alias gemuk pendek dan teksturnya yang mirip beras ketan.


6. Beras Solok


Sesuai dengan namanya, beras yang satu ini berasal dari Kabupaten Solok di Sumatra Barat. Bagi sobat-teman sekalian dari luar Sumatra yang pernah berkesempatan menikmati kuliner Minang di negerinya sendiri, pasti kaget dengan tekstur nasinya. Beras Solok dikenal ngeprul alias tidak pulen, jadi buat yang terbiasa makan nasi pulen pasti bawaannya “tumpah-tumpahan” ketika disuap. Namun bagi para pencinta masakan, rasanya tidak afdol kalau menikmati masakan Minang tidak dengan beras yang satu ini.


Nah, itulah sekian jenis beras yang terkenal di Indonesia. Adakah jenis beras lain yang belum disebutkan di sana dan kau mengetahuinya? Kapan-kapan akan kita diskusikan segi lainnya lagi, ya!