Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Makanan Ringan Jadul Menggugah Selera Untuk Nostalgia

Meski kini banyak jajanan kontemporer yang hits, camilan jadul punya cerita tersendiri di hati kita. Menyicip makanan ringan mirip putu mayang hingga klepon mampu membuat kita bernostalgia, seakan naik mesin waktu ke zaman dulu. Tak cuma punya rasa yang yummy, tetapi camilan jadul merupakan budaya yang mesti dilestarikan. Jika bukan kita sendiri yang menjaganya, siapa lagi?


Nah kali ini, tim MAHI menyebarkan jenis camilan jadul yang populer tapi sudah cukup jarang ditemukan. Apa saja itu?


1. Putu Sunbulat


Camilan berwarna warni ini berasal dari suku Betawi. Bentuknya mirip mie yang digulung. Adonannya yang dibuat dari tepung beras, kemudian dihidangkan bersama saus gula merah. Tanpa gula merah juga mampu, tetapi rasanya sedikit dingin tetapi tetap jadi camilan yang menyenangkan. Dewasa ini, kita mampu menemukannya di pasar tradisional hingga pedagang kaki lima jalanan.


2. Camilan Jadul, Klepon


Dua porsi klepon tersaji di atas pincuk dan tatakan kayu.
Gula merah di dalam klepon menunjukkan kejutan rasa bagus yang enak. (Foto: Shutterstock)

Klepon ialah camilan jadul yang sangat populer dan mudah didapatkan di pasar sampai swalayan. Selain itu, kue ini banyak ditemukan di berbagai kawasan di Indonesia. Konon, klepon disebut-sebut berasal dari Pasuruan, Jawa Tengah. Berbentuk bundar dan berwarna hijau, daun pandan jadi bahan utama untuk warnanya yang unik ini. Di bab dalam, ada saus gula merah yang kental dan meleleh saat kita menggigitnya.


3. Bubur Sumsum


Jika biasanya bubur mempunyai rasa gurih, lain lagi dengan bubur sumsum. Camilan jadul yang punya nama lain jenang sumsum ini berisikan dua bagian ialah bubur warna putih yang yang dibuat dari tepung beras, santan, dan saus gula Jawa.


Dalam sejarahnya, bubur sumsum sering kali disajikan untuk suatu acara supaya berlangsung tanpa kendala – baik untuk pernikahan atau sunatan. Ada pula yang menyebut menu bubur sumsum yakni selaku penambah energi atau pelepas letih sebab kandungan gulanya menunjukkan asupan semangat.


4. Biji Salak


Semangkuk biji salak, camilan jadul yang tersaji di tengah kudapan lainnya.
Biji salak bisa dihidangkan sendiri ataupun tersaji dengan aneka macam jenis kuliner epilog yang lain mirip bubur sumsum sampai bubur kampiun. (Foto: Shutterstock)

Berbeda dengan namanya, hidangan biji salak tidak terbuat dari buah salak. Camilan jadul ini berupa lingkaran dan cokelat yang mengingatkan kita dengan biji salak. Biji salak justru terbuat dari ubi jalar yang dicampur tepung sagu. Bercita rasa bagus dari gula Jawa, biji salak juga sering disebut bab dari jenis kolak.


5. Es Pisang Ijo


Untukmu yang suka camilan segar, wajib hukumnya mencoba es pisang ijo. Camilan jadul dari Makassar ini belakangan semakin terkenal dan mudah ditemukan sampai ke pedagang jalanan. Es pisang ijo yang dibuat dari pisang raja yang dibalut campuran tepung berwarna hijau kemudian diguyur bubur santan dan sirup berwarna merah.


6. Serabi Solo


Serabi khas Solo tersaji di atas nampah.
Serabi Solo punya rasa anggun yang yummy disantap saat hangat. (Foto: Shutterstock)

Setidaknya ada dua jenis serabi di pulau Jawa yang terkenal. Salah satunya adalah yang berasal dari kota Solo. Konon pada tahun 1923, pendiri toko serabi pertama di kota Solo berniat menciptakan kudapan manis apam tetapi alhasil lahirlah serabi Solo yang khas. Tak cuma di Solo, sekarang penganan jadul ini telah merambah ke kota-kota lainnya.


7. Rambut Nenek


Jajanan yang juga disebut harum anggun ini sempat hits kembali di tahun 90-an. Dinamakan demikian sebab bentuknya yang ibarat rambut dan kusut seperti rambut nenek-nenek. Ada yang menyebut rambut nenek berasal dari Malang, tetapi ada pula yang menyebut berasal dari Lamongan. Kini, rambut nenek masih banyak dijual di pasar tradisional ataupun jajanan sekolah.


Dari tujuh camilan jadul di atas, mana yang paling disuka? Yuk, lestarikan makanan ringan tradisional semoga tidak tergerus meski tren jajanan kian meningkat !