4 Sehat 5 Sempurna Sudah Jadul, Ini Contoh Makan Sehat Terbaru Untukmu
Masih ingat slogan ‘4 sehat 5 tepat’ yang sering muncul di televisi? Kala itu, kita diusulkan untuk menyantap karbohidrat, protein hewani, sayuran, buah, dan disempurnakan dengan susu. Pola makan sehat ini dikeluarkan pertama kali oleh Prof. Poerwo Soedarmo pada bukunya di tahun 1950.
Namun seiring perkembangan zaman, acuan makan sehat sekarang tak lagi berpedoman pada “4 Sehat 5 Sempurna”. Semboyan yang booming di tahun 90-an itu pun telah diganti oleh pemerintah. Dalam Pedoman Gizi Seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014, prinsip tersebut sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK).
Tak salah sepenuhnya, tetapi prinsip tersebut tidak memberikan komposisi tepat wacana seberapa banyak sesungguhnya kita harus mengonsumsi karbohidrat dan sayuran. Juga, karbohidrat apa yang bahu-membahu lebih baik untuk kita konsumsi sehari-hari.
Pola Makan Sehat Anjuran Kemenkes RI
Secara garis besar, Kementerian Kesehatan RI mengubah prinsip 4 Sehat 5 Sempurna jadi Pedoman Gizi Seimbang. Ada dua kampanye yang dibuat untuk meraih gizi sebanding ialah Isi Piringku atau Piringku Makanku dan Tumpeng Gizi Seimbang. Keduanya sama-sama mengupas takaran dari setiap nutrisi yang dibutuhkan.
1. “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS)
Tumpeng menjadi perumpamaan visual yang mewakili piramida kuliner yang mengerucut. Merevisi prinsip sebelumnya, Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) mempunyai empat pilar besar yang mencakup pangan, aktivitas fisik, kebersihan diri, dan lingkungan. Gizi sebanding bisa diraih tak cuma alasannya adalah masakan saja, namun juga aktivitas berolahraga dan higienitas.
Kelompok pangan terbagi menjadi beberapa kategori, ialah karbohidrat, sayuran, protein hewani, dan terakhir gula garam yang berada di posisi paling kecil. Karbohidrat yang direkomendasikan juga ialah karbohidrat kompleks seperti umbi-umbian, jagung, dan gandum. Karbohidrat kompleks lebih kaya serat dan vitamin juga lebih rendah kalori dibandingkan karbohidrat sederhana mirip nasi putih.
Tak lupa, ada pula tawaran minum air putih sebanyak delapan gelas per hari untuk menghidrasi badan. Prinsip TGS lebih kompleks dan sesuai dengan perkembangan ilmu wawasan.
2. “Isi Piringku”
Selain TGS, pemerintah juga mengeluarkan kampanye Isi Piringku yang juga disebut selaku Piringku Makanku: Sajian Sekali Makan. Sesuai namanya, kampanye ini merupakan visualisasi satu piring konsumsi harian kita.
Dalam satu piring mesti terdapat 50% karbohidrat dan protein hewani juga 50% sayuran dan buah. Komposisi sayuran sama besarnya dengan karbohidrat dan lebih besar dari lauk hewani. Porsi ini merevisi kebiasaan banyak orang Indonesia yang menyantap nasi lebih banyak daripada sayuran dan lauk.
Jika sebelumnya, penyempurna makanan yaitu susu, sekarang air mineral lah yang menjadi poin tambahannya. Susu masuk ke dalam kebutuhan lemak dan protein hewani. Konsumsi garam dan gula juga disarankan untuk dibatasi. Permasalahan obesitas juga banyak datang dari konsumsi garam dan gula.
Dalam data dari World Health Organization (WHO) tahun 2013, ada 12% anak Indonesia yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan. Selain itu, menurut Riset Kesehatan Nasional 2016, terdapat 20,7% penduduk cukup umur yang mengalami obesitas di Indonesia. Melalui kampanye ini, semoga angka obesitas mampu segera turun ya!
Tak cuma itu, dalam kampanye Isi Piringku juga dianjurkan untuk mencuci tangan apalagi dahulu. Kebersihan tak mampu dilewatkan untuk menerima tubuh yang sehat. Kaprikornus semakin lengkap, kan?
Nah, contoh makan sehat usulan pemerintah ini mampu jadi acuanmu untuk hidup lebih bugar. Lihat resep-resep makanan sehat yang lezat mirip tumis sayuran dan olahan protein hewani di laman MAHI, ya. Hidup sehat bukan lagi jadi tentang kan?