Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kombucha Yaitu Tren Kontemporer Yang Perlu Kamu Pahami

Meskipun mempunyai penulisan yang sama, namun kombucha yang dikenali oleh dunia ialah teh yang melalui proses fermentasi dengan memakai SCOBY. Hanya saja di Jepang, kombucha ialah teh yang diseduh dari rumput maritim yang dikeringkan (kombu) dan tidak terjadi fermentasi apapun di dalamnya. Apakah yang dimaksud dengan ini?


SCOBY adalah singkatan dari symbiotic culture of bacteria and yeast. Bentuknya yang seperi jamur bundar berukuran besar ini adalah suatu biang yang terdiri dari bakteri dan ragi yang diyakini bermanfaat bagi tubuh. Meskipun demikian, kombucha masih dianggap selaku minuman kesehatan alternatif alasannya adalah manfaat-manfaatnya masih belum teruji sarat secara klinis, bahkan dalam beberapa perkara justru yang terjadi adalah sebaliknya.


Kombucha adalah fermentasi teh yang menggunakan SCOBY.
Inilah bentukan SCOBY yang terjadi akhir proses fermentasi teh. (Foto: Shutterstock)

Tapi ada baiknya untuk mengetahui apa sejatinya minuman ini bahwasanya dan berawal darimanakah tren ini. Yuk, simak yang berikut ini!


Asal mula


Diperkirakan pemunculan kombucha terjadi sekitar 200 tahun yang kemudian. Setidaknya ada catatan bahwa kombucha dimakan pada sekitar tahun 1900an di bab timur Russia atau wilayah Manchuria. Di era 21 ini, konsumsinya berkembangpesat di Amerika Serikat dan trennya mulai menjelajahi berbagai pecahan dunia termasuk Indonesia. Kini semakin gampang menemukannya di mana saja. Ada yang menjadikannya sendiri di rumah, menjualnya secara kecil-kecilan, ataupun dalam bentuk botolan yang diproduksi secara skala industri.


Seperti yang telah disebutkan di permulaan, arti kombucha untuk yang satu ini memang kurang sempurna penggunaannya amun telanjur sepertinya seluruh dunia telah mengartikannya demikian. Selain itu, minuman ini juga kerap disebut selaku “teh jamur”, satu penyebutan yang juga kurang tepat cuma alasannya banyak yang menganggap SCOBY selaku jamur alasannya bentuknya. Di banyak sekali negara lainnya bahkan sebutannya semakin beragam, misalnya yakni seperti teeschwamm, wunderpilz, hongo, teekwass, fungus japonicus, cajnij, tschambucco, haipao, kwassan, kargasok tea, spumonto, dan masih banyak yang lain.


Proses pengerjaan


Lazimnya, teh yang dipilih untuk pembuatan kombucha ialah teh hitam ataupun teh hijau. Ada juga beberapa kelompok yang menjajal dengan teh oolong. Hanya saja, penyeleksian teh bergantung juga dari anggaran dan spesialisasi masing-masing para produsennya. Kemudian pada teh yang diseduh ini disertakan gula, bakteri, serta ragi dan kemudian dibiarkan terfermentasi selama setidaknya satu minggu.


Kombucha adalah teh yang perlu difermentasi selama seminggu.
Kombucha dalam proses pembuatannya. (Foto: Shutterstock)

Setelah sepekan, maka terbentuklah SCOBY dan biang inilah yang umum dipakai pada proses fermentasi teh untuk batch selanjutnya. Fermentasi ini menciptakan asam asetat atau sama dengan yang biasa ditemukan pada cuka. Karena proses inilah maka terdapat kadar alkohol pada kombucha. Kemudian, terdapat juga kandungan gas yang menyebabkan minuman ini berkarbonasi.


Klaim faedah kesehatan


Tujuan utama bagi para pengonsumsinya dalam menikmati kombucha yaitu faedah-manfaat kesehatan yang dibawanya. Kombucha yang kaya akan basil probiotik ini ditengarai mendatangkan banyak faedah, terlebih bila yang diseduh yakni teh hijau yang sendirinya sudah sangat memiliki kegunaan. Maka dari itu, kombucha memiliki komponen antioksidan yang tinggi dan ini telah diujicobakan pada tikus. Hasilnya konon kandungan racun pada bagian hati menyusut cukup drastis. Hanya saja, sampai saat ini belum ditemukan studi serupa yang diujicobakan pada insan.


Kombucha adalah teh dengan kandungan SCOBY.
Beginilah penampakan kombucha yang sedang lewat proses fermentasi. (Foto: Shutterstock)

Selain itu sebab kandungan asam asetat-nya, kombucha dipercaya mampu membunuh kuman yang tidak baik untuk tubuh. Manfaat yang lain yaitu seperti menurunkan resiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, serta bahkan kanker. Namun demikian, kombucha juga mampu riskan untuk kesehatan bila SCOBY telah terkontaminasi atau proses fermentasi terlalu berlebihan. Selain itu ada kandungan alkohol di dalamnya serta jumlah gula yang bisa berlebihan.


Maka dari itu, kombucha adalah tren yang masih memerlukan studi lebih lanjut apakah sepatutnya sudah baik untuk dikonsumsi ataukah belum. Terlebih lagi, masih banyak opsi masakan fermentasi lain yang bisa kita nikmati untuk menjaga kesehatan badan. Setidaknya dari sini, kita mampu terpacu untuk bereksplorasi mencari resep-resep kuliner sehat dan menjalani teladan hidup yang lebih mendatangkan manfaat bagi badan.